BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Mengingat
tentang pengertian Psikologi adalah tentang ilmu pengetahuan yang mempelajari
perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, maka perlu adanya
penyederhanaan dalam hal pemahaman kita untuk mempelajari secara spesifik makna
psikologi tersebut.
Dalam
kaitannya mengenai Psikologi secara lebih spesifik, kita tentu perlu mengenal
tentang pribadi atau kepribadian terlebih dahulu untuk selanjutnya mempelajari
lebih lanjut mengenai psikologi itu sendiri. Dalam hal tersebut pribadi atau
kepribadian sangat luas kaitannya ketika meletakkannya dalam sudut pandang
psikologi. Diantaranya adalah kepribadian berdasarkan teori social learning
dari Martin Walter Mischel yang dibahas pada makalah ini.
1.2.Rumusan
Masalah
“ Bagaimanakah
kepribadian seseorang berdasarkan teori social learning dari Martin Walter
Mischel”
1.3.Tujuan
Agar
kita mengetahui kepribadian berdasarkan teori social learning dari Martin
Walter Mischel ini, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Teori
Social Learning dari Martin Walter Mishel
Walter
Mischel, seorang peneliti kepribadian lainnya, mengemukakan teori kepribadian
dari sudut pandang yang sangat dinamis. Mischel (Carlson, 1993) meyakini bahwa
kepribadian seseorang dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan, serta
peran kognisinya dalam menentukan bagaimana seseorang mempelajari hubungan
antara tingkah laku dan konsekuensinya.
Walter
Mischel mengusulkan satu teori belajar sosial cognitive, satu pendekatan unit
dasar studi yang bergeser dari individu ke kegiatan cognitive dan tingkah laku
dalam hubungannya dengan situasi tertentu. Ia memadukan konsep-konsep dari
cognitive dan Psikologi-Sosial ke konsep tingkah laku di dalam hubungannya
dengan interaksi seseorang dengan situasi. Secara lebih khusus ia mengusulkan 5
kategori variabel seseorang yang membatasi bagaimana seseorang menerima dan
mempersatukan perangsang di dalam lingkungan untuk membantu menerangkan tingkah
laku :
1. Kemampuan
penyusunan : kecakapan menyusun (menghasilkan) cognisi dan tingkah laku
tertentu. Ini berhubungan dengan : IQ, kompetisi dan kecakapan sosial,
intelektual, perkembangan ego, ketrampilan dan kecakapan sosial intelektual.
Ini nampak dalam perbedaan belajar yang mula-mula yang mempengaruhi kecakapan
penerimaan seorang individu untuk melaksanakan respon yang diperlukan.
2. Menyusun
strategi dan membentuk pribadi : Ini merupakan bagian untuk mengkategorisasikan
kejadian-kejadian serta untuk pernyatan diri. Ini melibatkan jangkauan proses
informasi dan menekankan pentingnya transformasi cognitive pada stimulus, seperti
misalnya perhatian yang selektif, interpretasi dan kategorisasi.
3. Harapan
hasil tingkah laku dan hasil stimulus di dalam situasi tertentu. Harapan
seseorang yang bertingkah laku x kepada hasil y adalah inti pokok teori
Mischel.
4. Nilai
stimulus yang subyektif : Motivasi dan timbulnya stimulus, insentif dan
keengganan. Hal ini mempengaruhi tingkah laku melalui nilai yang diterima dari
hasil respon yang tidak menentu.
5. Sistem
pengaturan diri dan perencanaan : Aturan-aturan dan kegiatan-kegiatan untuk
kepentingan penampilan dan organisasi urutan tingkah laku yang kompleks. Sistem
pengaturan diri ini didasarkan pada tujuan akhir, mengadakan urutan atas
hal-hal yang disenangi, konsekuensi dari kemampuan dan kegagalan dalam mencapai
tujuan, akan mempengaruhi keputusan seseorang.
Mischell
menganut paham yang sangat radikal. Ia meyakini bahwa kepribadian manusia yang
stabil (personality trait) tidak pernah ada, kalaupun ada, tidak akan
memberikan pengaruh yang signifikan (Carlson, 1993). Manusia selalu
menyesuaikan sikapnya dengan situasi lingkungannya saat itu. Contohnya saat
berada pada sebuah pesta, orang-orang yang mengikutinya akan menjadi lebih
ekstrovert, sedangkan saat berada pada pemakaman, mereka akan menjaga
keheningan suasananya. Pendapat ini disangkal oleh Epstein (Carlson, 1993) yang
berargumen bahwa orang introvert pastilah menghindari perkumpulan sosial
seperti pesta. Karena itu yang ditemukan di pesta kebanyakan adalah orang-orang
yang ekstrovert. Opini mereka menunjukkan betapa lingkungan memiliki pengaruh
terhadap kepribadian.
Mischel
menunjukkan bahwa kajian studi setelah gagal untuk mendukung dasar asumsi
tradisional teori kepribadian, bahwa perilaku individu yang berkaitan dengan
suatu sifat (misalnya kesadaran, sosialisasi) adalah sangat konsisten di
berbagai situasi. Sebaliknya, Mischel's analisis mengungkapkan bahwa perilaku
individu, ketika dekat diperiksa, sangat bergantung pada isyarat situasional,
bukan dinyatakan secara konsisten di seluruh berbagai situasi yang berbeda
dalam makna.
Mischel
membuat kasus bahwa bidang psikologi kepribadian sedang mencari konsistensi di
tempat yang salah. Alih-alih memperlakukan situasi sebagai kebisingan atau
"kesalahan pengukuran" dalam psikologi kepribadian, pekerjaan Mischel
diusulkan bahwa dengan termasuk situasi seperti yang dirasakan oleh orang dan
dengan menganalisis perilaku dalam konteks situasional, konsistensi yang
menjadi ciri individu akan ditemukan . Dia berargumen bahwa perbedaan-perbedaan
individual ini tidak akan konsisten dinyatakan dalam perilaku situasional
lintas, tetapi sebaliknya, ia menyarankan bahwa konsistensi akan ditemukan di
berbeda tapi pola stabil jika-maka, situasi-perilaku dalam konteks hubungan
yang terbentuk, secara psikologis bermakna "kepribadian tanda tangan "(misalnya,"
ia melakukan A ketika X, tetapi B ketika Y ").
Mischel
mengakui bahwa kategori tersebut terbuka untuk ditambah dan diperbaiki. Setiap
faktor akan berinteraksi dengan situasi untuk mempengaruhi tingkah laku.
Meskipun tidak ada data empirik yang mendukung pandangan teori belajar sosial
cognitive dalam interaksi seseorang dan situasi, Mischel menggambarkan beberapa
implikasi yang menarik dan beralasan yang memiliki relevansi bagi murid dalam
membuat keputusan di sekolah. Berdasarkan pada anggapannya bahwa lingkungan
psikologi mempengaruhi tingkah laku. Akhirnya Michel menekankan perlunya studi
tentang tingkah laku sebagai interaksi individu dengan keadaan di dalam
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas
mengenai Teori Social Learning dari Marti Walter Mischel ini yaitu ada 5
kategori variabel seseorang yang membatasi bagaimana seseorang menerima dan
mempersatukan perangsang di dalam lingkungan untuk membantu menerangkan tingkah
laku, yaitu:
1. Kemampuan
penyusunan
2. Menyusun
strategi dan membentuk pribadi
3. Harapan
hasil tingkah laku dan hasil stimulus di dalam situasi tertentu.
4. Nilai
stimulus yang subyektif
5. Sistem
pengaturan diri dan perencanaan
3.2. Saran
Semoga materi pada makalah ini dapat
berguna sebagai tambahan materi pembelajaran bagi kita semua, meskipun pada
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Yuna. 2009. HUBUNGAN
APLIKASI PSIKOLOGI SOSIAL DALAM SITUASI BELAJAR MENGAJAR di KELAS XII SOSIAL 1. http://lembarkeling.blog.com. 06 November 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar