Selasa, 26 Maret 2013

BK akhlak dan budi pekerti


PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
ANTARA AKHLAK DENGAN BUDI PEKERTI

2.1.  Pengertian Akhlak

Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluk, berasal dari bahasa arab, yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Secara etimologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Kata akhlak jika diartikan sebagai perangai, maka memiliki arti yang lebih dalam karena telah menjadi sifat dan watak. Sifat dan watak yang telah melekat pada diri pribadi maka menjadi kepribadian. Pembentukan perangai kearah lebih baik atau buruk, ditentukan oleh factor dari dalam diri sendiri maupun dari luar/lingkungan (http://theperspectiveofanthropology.wordpress.com).
Menurut Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari. Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
1.      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2.      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.
3.      Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.
4.      Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak (http://id.wikipedia.org):
1.      Perbuatan yang baik atau buruk.
2.      Kemampuan melakukan perbuatan.
3.      Kesadaran akan perbuatan itu.
4.      Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk.
Berbagai bentuk akhlak manusia, (umam, 2012: http://masumam23.blogspot.com), yaitu :
A.    Akhlak Terhadap Allah
1.    Beribadah kepada Allah,
2.    Berzikir kepada Allah,
3.    Berdo’a kepada Allah,
4.    Tawakal kepada Allah,
5.    Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah.
B.     Akhlak Terhadap Manusia
1.    Husnuzan. Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang.
2.    Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.
3.    Tasamu artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
4.    Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia.
C.     Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda yang tidak bernyawa.Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur'an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaanya.
Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut mampu menghormati proses yang sedang berjalan, dan terhadap proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertangung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia itu sendiri.
Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa semuanya di ciptakan oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, serta kesemuanya memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semunya adalah "umat" Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
2.2.  Pengertian Budi Pekerti

Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio atau karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, yang disebut behavior.
Definisi Budi Pekerti dalam kamus Bahasa Indonesia adalah tingkah laku, akhlak, dan perangai. Budi pekerti adalah perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Budi pekerti mengandung makna perilaku yang baik, bijaksana, dan manusiawi. Budi pekerti di dorong oleh kekuatan rohani manusia yaitu, rasio, rasa, dan karsa yang akhirnya muncul menjadi perilaku yang dapat terukur dan menjadi kenyataan dalam kehidupan. Rasio memiliki kecenderungan kepada rasa ingin tahu dan sikap logis manusia yang tidak mau menerima sesuatu yang bersifat anlogis. Disamping unsur rasio, manusia juga memiliki unsur rasa. Rasa memiliki kecenderungan pada keindahan yang terletak pada keharmonisan susuan sesuatu; harmonis antara unsur jasmani dan rohani; harmonis antara cipta, rasa, dan karsa; harmonis susunan keluarga; harmonis hubungan antar keluarga. Hal ini tentunya akan menciptakan rasa nyaman dalam hati. Dari dua unsur tadi, terbentuklah karsa. Karsa berarti kehendak atas suatu perbuatan. Pengertian ini berbeda dengan keinginan. Keinginan disini berarti lebih mendekati pada senang atau cinta yang terkadang berlawanan antara satu keinginan dengan keinginan lainnya dari seseorang pada waktu yang sama, keinginan belum menuju pada pelaksanaan. Sedangkan Kehendak atau kemauan adalah keinginan yang dipilih di antara keinginan-keinginan yang banyak untuk dilaksanakan. Perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dan kehendak dapat disebut sebagai budi pekerti. (http://theperspectiveofanthropology.wordpress.com).
Budi pekerti yang dimaksud adalah penanaman dan pengembangan nilai, sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur. Seperti: sopan santun, berdisiplin, bertanggung jawab, ikhlas, jujur dan lain sebagainya.
Budi pekerti akan tampak pada raut wajah seseorang, watak, sikap, serta tindakan nyata seseorang. Wajah adalah gambaran hati nurani. Wajah kita akan menjadi cermin budi pekerti kita. Maksudnya, setiap yang tampak pada lahiriah, sebenarnya merupakan gambaran batin seseorang.
Budi adalah alat batin yang merupakan perbaduan akal, keinginan dan perasaan untuk menimbang hal-hal yang baik bdan buruk. Pekerti merupakan cerminan batin. Dengan demikian dapat dinyatakan, budi pekerti itu merupakan sikap dan perilaku (tingkah laku, termasuk ucapan-ucapan) yang dilandasi oleh kegiatan berpikir atau olah batin. Tentu saja yang dimaksud adalah proses berpikir yang sehat sehingga menghasilkan budi pekerti yang baik.  (http://wanpsikologi.blogspot.com)

2.3.  Persamaan dan Perbedaan Akhlak dan Budi Pekerti

Pengertian akhlak tidak dapat dipisahkan dari kata Budi Pekerti, sebab keduanya memiliki makna yang sama. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin positif, maupun negatif.
Perbedaan akhlak dan budi pekerti (umam, 2012: http://masumam23.blogspot.com) yaitu:
1.      Dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul,
2.      Standar akhlak bersifat universal dan abadi.
3.      Konsekuensinya, akhlak bersifat mutlak,
Budi pekerti dan akhlak sebetulnya bisa dikatakan sinonym, hanya saja akhlak berdasarkan hukum agama. Budi pekerti merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata Budi dan Pekerti.
Budi yang berarti adalah sebuah tindakan yang dilakukan dengan sadar berdasarkan rasio yang bisa disebut dengan karakter, dan sifat yang melekat pada diri manusia untuk hal yang sifatnya positif. Sedangkan pekerti adalah tindakan yang melibatkan rasa dan bisa terlihat oleh orang lain. Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia dan didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio.
Sedangkan Akhlak adalah tindakan dan perbuatan manusia baik dan buruk yang dinilai dari hukum agama. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. (Aginda, 2011: http://id.shvoong.com)
DAFTAR PUSTAKA

Aginda. 2011. Budi Pekerti-Akhlak. http://id.shvoong.com. 07 Mei 2011.
Umam. 2012. Bab ii kelas x (akhlak, etika, moral dan budi pekerti). http://masumam23.blogspot.com. November 2012.
Ibrahim Lubis, M.A. 2013. Pengertian Budi Pekerti. http://makalahmajannaii.blogspot.com. Maret 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar