Minggu, 03 Juni 2012

penyusunan kisi-kisi soal tes hasil belajar


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dan konseptual akan memberikan jaminan bahwa guru itu akan dapat mengukur penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representative.
Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal ujian akan memberikan bimbingan yang terarah kepada penyusunan tes. Kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes sesuai dengan dan mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses belajar mengajar aau kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dalam bidang tertentu (yang diujikan).
Tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal kemudian dikaitkan dengan bentuk item yang akan digunakan. Juga dikaitkan di dalamnya jenjang kemampuan yang ingin diukur. Banyak jumlah soal pada masing-masing ruang lingkup materi itu bagi mahasiswa serta kegunaannya di dalam masyarakat setelah mereka menyelesaikan studinya nanti.

1.2.Rumusan Masalah
a.       Bagaimana penyusunan kisi-kisi soal?
b.      Bagaimana merumuskan indicator soal?
c.       Bagaimana langkah penyusunan butir soal?
1.3.Tujuan
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah evaluasi hasil belajar. Selain itu, agar kita dapat mengetahui serta memahami tentang penyusunan kisi-kisi tes hasil belajar.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Kisi-kisi adalah suatu format (matriks) yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis tes atau merakit tes. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1.      Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan proporsional.
2.      Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3.      Soal dapat disusun sesuai dengan bentuk soal dalam kisi-kisi
Kegunaan kisi-kisi:
1.      Sebagai pedoman dalam penulisan tes (soal)
2.      Untuk mengarahkan dan memudahkan penulisan soal

FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL
Jenis sekolah:……………………...           Jumlah soal: ………………………
Mata pelajaran:…………………....           Bentuk soal/tes : .............................
Kurikulum:………………………..           Penyusun         :1. …………………
Alokasi waktu:…………………....                                   2. …………………
                                   
No.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Kls/
smt
Materi
pokok
Indikator soal
Nomor
soal













Keterangan:
Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri, kecuali pada kolom 6.
2.2.Perumusan Indikator Soal
Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan bagian dari kegiatan penyusunan kisi-kisi. Untuk merumuskan indikator dengan tepat, guru harus memperhatikan materi yang akan diujikan, indikator pembelajaran, kompetensi dasar, dan standar kompetensi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan jelas. Syarat indikator yang baik:
1.      Menggunakan kata kerja operasional (perilaku khusus) yang tepat,
2.      Menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan satu atau lebih kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan,
3.      Dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal pilihan ganda).
Ada dua model penulisan indikator. Model pertama adalah menempatkan kondisinya di awal kalimat. Model pertama ini digunakan untuk soal yang disertai dengan dasar pernyataan (stimulus), misalnya berupa sebuah kalimat, paragraf, gambar, denah, grafik, kasus, atau lainnya, sedangkan model yang kedua adalah menempatkan peserta didik dan perilaku yang harus ditampilkan di awal kalimat. Model yang kedua ini digunakan untuk soal yang tidak disertai dengan dasar pertanyaan (stimulus).
2.3.Langkah-langkah Penyusunan Butir Soal
Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu:
1.      Menentukan tujuan tes,
2.      Menentukan kompetensi yang akan diujikan,
3.      Menentukan materi yang diujikan,
4.      Menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian; dan tes praktik),
5.      Menyusun kisi-kisinya,
6.      Menulis butir soal,
7.      Memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif,
8.      Merakit soal menjadi perangkat tes,
9.      Menyusun pedoman penskorannya
10.  Uji coba butir soal,
11.  Analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan
12.  Perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.
2.4.Penyusunan Butir Soal Tes Tertulis
Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan kaidah penulisan soal uraian.
Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan ganda maupun uraian memiliki kelebihan dan kelemahan satu sama lain.
Keunggulan soal bentuk pilihan ganda di antaranya adalah dapat mengukur kemampuan/perilaku secara objektif, sedangkan untuk soal uraian di antaranya adalah dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan gagasan dan menyatakan jawabannya menurut kata-kata atau kalimat sendiri. Kelemahan soal bentuk pilihan ganda di antaranya adalah sulit menyusun pengecohnya, sedangkan untuk soal uraian di antaranya adalah sulit menyusun pedoman penskorannya.
2.5.Penulisan Soal Bentuk Uraian
Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraian adalah menyusun pedoman penskorannya. Penulis soal harus dapat merumuskan setepat-tepatnya pedoman penskorannya karena kelemahan bentuk soal uraian terletak pada tingkat subyektivitas penskorannya.
Agar soal yang disusun bermutu baik, maka penulis soal harus memperhatikan kaidah penulisannya. Untuk memudahkan pengelolaan, perbaikan, dan pengembangan soal, maka soal ditulis di dalam format kartu soal Setiap satu soal dan pedoman penskorannya ditulis di dalam satu format. Contoh format soal bentuk uraian dan format penskorannya adalah seperti berikut ini:




KARTU SOAL
Jenis Sekolah: ……………………
Penyusun:       
1.      ................................
2.      ................................
3.      ................................
Mata Pelajaran: ……………..........                           
Bahan Kls/Smt: ……………..........                           
Bentuk Soal: ………………..........
Tahun Ajaran:……………………….
Aspek yang diukur  : ………….....


KOMPETENSI DASAR



BUKU SUMBER:


RUMUSAN BUTIR SOAL

MATERI


NO SOAL:




INDIKATOR SOAL






KETERANGAN SOAL

NO
DIGUNAKAN UNTUK
TANGGAL
JUMLAH SISWA
TK
DP
PROPORSI PEMILIH ASPEK
KET.







A
B
C
D
E
OMT

















FORMAT PEDOMAN PENSKORAN
NO
SOAL
KUNCI/KRITERIA JAWABAN
SKOR







Bentuk soalnya terdiri dari:
1.      Dasar pertanyaan/stimulus bila ada/diperlukan,
2.      Pertanyaan, dan
3.      Pedoman penskoran.

2.2.Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda
Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya, langkah kedua menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan pengecohnya.
Untuk memudahkan pengelolaan, perbaikan, dan perkembangan soal, maka soal ditulis di dalam format kartu soal. Setiap satu soal ditulis di dalam satu format. Adapun formatnya seperti berikut ini:


KARTU SOAL

Jenis Sekolah            :  …………………                      
Penyusun                  : 
1.      ......................................
2.      ......................................
3.      ......................................                       
Mata Pelajaran         :  …………………                                        
Bahan Kls/Smt         :  …………………                      
Bentuk Soal             :  …………………                      
Tahun Ajaran           :  …………………
Aspek yang diukur   :  ……………………………….



KOMPETENSI DASAR



BUKU SUMBER


RUMUSAN BUTIR SOAL






MATERI

NO SOAL:


KUNCI    :





INDIKATOR SOAL






KETERANGAN SOAL

NO
DIGUNAKAN UNTUK
TANGGAL
JUMLAH SISWA
TK
DP
PROPORSI PEMILIH
KET.







A
B
C
D
E
OMT
































Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan pilihan jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih satu jawaban yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya mencakup: (1) dasar pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal (stem), (3) pilihan jawaban yang terdiri atas: kunci jawaban dan pengecoh.















BAB III
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Kisi-kisi adalah suatu format (matriks) yang memuat informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis tes atau merakit tes. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
4.      Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan proporsional.
5.      Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
6.      Soal dapat disusun sesuai dengan bentuk soal dalam kisi-kisi
Kegunaan kisi-kisi:
3.      Sebagai pedoman dalam penulisan tes (soal)
4.      Untuk mengarahkan dan memudahkan penulisan soal

a.      Saran
Pada pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan serta kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya.





DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. 1998. Dasar-Dasar dan Teknik Evaluasi Pendidikan. Padang; FIP IKIP Padang.
Dr. Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Bumi Aksara.
                        . 2010. Menyusun Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar. http://maulanahrp.wordpres.com. 7 April 2010.

1 komentar: