BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Metode Pengajaran
Kata
metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari
dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui
dan hodos jalan atau cara.
Metode
pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan
digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual
atau secara kelompok.(Ahmad Sabri,2005)
Menurut
Suyono dan Hariyanto (2011) menjelaskan bahwa metode pembelajaran adalah
seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran
termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran
dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan
atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran.
2.2.Ciri-ciri
Metode Pengajaran yang Baik
Omar Muhammad al toumi berpendapat
bahwa ciri metode yang baik yaitu:
1. Berpadunya metode dari segi tujuan
dan alat dengan jiwa dan ajaran akhlak islam yang mulia.
2. Bersifat luwes, fleksibel serta
memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi;
3. Bersifat fungsional dalam menyatukan
teori dan praktek dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis materi,
4. Tidak mereduksi materi , bahkan
sebaliknya justru mengembangkan materi;
5. Memberikan keleluasaan epada siswa
untuk menyatakan pendapatnya;
6. Mampu menempatkan guru pada posisi
yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses.
2.3.Prinsip Penentuan Metode Pengajaran
Bachtiar
Riva’I (1984 : 46) megemukakan bahwa ada lima prinsip dalam memilih metode
mengajar :
1. Asas
maju berkelanjutan (continous progress) yang artinya memberi kemungkinan kepada
murid untuk mempelajari sesuatu sesuai dengan kemampuannya.
2. Penekanan
pada belajar sendiri, artinya anak – anak diberikan kesempatan untuk
mempelajari dan mencari sendiri bahan pelajaran yang lebih banyak lagi daripada
yang diberikan oleh guru.
3. Berkerja
secara team, di mana anak dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan yang memungkinkan
anak berkerja sama.
4. Multi
disipliner, artinya memungkinkan anak – anak untuk mempelajari sesuatu meninjau
berbagai sudut. Misalnya masalah rambut gondrong dapat dilihat dari sudut
kesehatan, keindahan atau pandangan orang dan
5. Fleksibel,
dalam arti dapat dilakukan menurut keperluan dan keadaan.
Metode
mengajar yang digunakan dalam situasi belajar mengajar banyak jenisnya, baik
yang termasuk metode tradisional maupun metode modern. Metode-metode tersebut
akan diuraikan dalam makalah ini dan akan dikemukakan prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan metode-metode tersebut. Prinsip-prinsip
itu adalah:
1. Individualitas
Individu
adalah manusia seorang yang memiliki pribadi jiwa sendiri. Kekhususan jiwa itu
menyebabkan individu yang sama berbeda dengan individu yang lain. Dengan
perkataan lain, tiap-tiap manusia mempunyai jiwa sendiri. Perbedaan itu adalah:
a. Perbedaan umur (usia kalender)
b. Perbedaan inteligensi
c. Perbedaan kesanggupan dan kecepatan
Berdasarkan
kenyataan tersebut di atas, perlu dipikirkan bagaimana cara mengorganisir
pelajaran sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi atau sesuai dengan
kesanggupan anak sebagai individu.
2. Motivasi
Seorang pengajar
harus dapat menimbulkan motivasi anak. Motivasi ini sebenarnya banyak
dipergunakan dalam berbagai bidang dan situasi, tetapi dalam uraian ini
diarahkan kepada bidang pendidikan, khususnya bidang proses belajar mengajar.
3. Aktivitas
Kalau ditinjau dari
ilmu jiwa anak, maka anak yang normal selalu bertindak dengan tingkatan
perkembangan umur mereka. Ia mengadakan reaksi-reaksi terhadap lingkungannya,
atau adanya aksi dari lingkungan maka ia melakukan kegiatan atau aktivitas.
4. Minat dan perhatian
Setiap individu
mempunyai kecenderungan fundamental untuk berhubungan dengan sesuatu yang ada
dalam lingkungannya. Apabila sesuatu itu memberikan kesenangan kepada dirinya
ia akan berminat terhadap sesuatu itu.
Tahap-tahap
awal suatu proses pengajaran hendaklah dimulai dengan usaha membangkitkan minat
tersebut. Minat harus dijaga. Selama proses pengajaran berlangsung, karena
mudah sekali berkurang atau hilang selam proses pengajaran berlangsung karena
mudah sekali berkurang atau hilang selama proses pengajaran tersebut.
5. Keperagaan
Pada sekolah
tradisional murid-murid hanya mendengarkan ucapan guru, mengulang kembali dan
mengahafalnya. Mereka tidak mengetahui pengertian yang sebenarnya, sehingga
sering menimbulkan Verbalisme yaitu."tahu kata tetapi tidak tahu
arti".
6. Pengulangan
Pengajaran
memerlukan banyak mengulang, pengulangan bahan yang telah dipelajari akan
memperkuat hasil belajar.
7. Keteladanan
Sejak pase-pase awal
kehidupan manusia banyak sekali belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan
tingkah laku orang-orang disekitarnya, khususnya dari kedua orang
tuanya.
8. Pembiasaan
Pembiasaan adalah
upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan anak. Hasil dari pembiasaan yang
dilakukan oleh pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didik.
Kebiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa
direncanakan terlebih dahulu, dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.
2.4.Efektifitas Penggunaan Metode Pengajaran
Mengingat
mengajar pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar
yang harmonis dan menyenangkan, maka diharapkan mampu menumbuhkan berbagai
kegiatan belajar mengajar guru dengan perkataan lain proses belajar mengajar
merupakan proses intraksi edukatif antara guru dengan siswa dengan menciptakan
suasana belajar mengajar yang memberi respons terhadap usaha guru tersebut oleh
sebab itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan
kegiatan belajar bagi siswa.
Titik
sentral yang harus dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar
berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar
anak didik didalam kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah
pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai
tujuan pengajaran.
Pemilihan
dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran agar anak
didik dapat menuliskan sebagaian ayat-ayat Al- Fatihah, maka guru tidak tepat
menggunakan metode diskusi melainkan metode latihan.
Kegagalan
guru dalam mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan
metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dan
masing-masing metode pengajaran.
2.5.Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Pengajaran
Pada prinsipnya tidak ada satupun
metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok
bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Berikut beberapa factor yang
memengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain:
1. Tujuan
Tujuan
adalah sesuatu yang ingin dicapai dari apapun yang akan atau sedang kita
kerjakan. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat memengaruhi penentuan
metode, sebab metode tunduk pada tujuan, bukan sebaliknya.
2. Peserta Didik
Peserta
didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda- beda, baik
minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi social, lingkungan keluarga dan
harapan – harapannya. Namun peserta didik juga secara psikologis memiliki
karakteristik yang berbeda seperti sifat pendiam, super aktif, tertutup,
terbuka periang, pemurung bahkan ada yang menunjukkan prilaku-prilaku yang
sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tersebut sangat memengaruhi terhadap
penentuan metode pembelajaran.
3. Situasi
Situasi
kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis. Karena
itu pada waktu tertentu melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di
alam terbuka.
4. Fasilitas
Ketiadaan
fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode yang tepat, seperti tidak
adanya Laboratorium tentu saja sulit melakuka metode eksperimen atau
demonstrasi.
5. Guru
Kompetensi
mengajar biasanya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan. Guru yang berlatarbelakang
pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat
dalam menerapkannya. Jadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang
professional. Dengan memiliki jiwa keprofesinalan dalam menyampaikan pelajaran
atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yng telah
ditetapkan.
2.6.Macam-macam Metode Pengajaran
Beberapa metode mengajar dan
penggunaannya, yaitu :
1. Metode ceramah
Metode ceramah
adalah metode yang dilakukan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran di dalam
kelas secara lisan. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode
ini, yakni:
a. Menetapkan apakah metode ceramah wajar
digunakan dengan memperhatikan :
1) Tujuan yang telah ditetapkan,
2) Bahan yang akan diajarkan termasuk buku sumber
yang telah tersedia,
3) Alat, fasilitas, waktu tersedia,
4) Jumlah murid beserta taraf kemampuannya,
5) Kemampuan guru dalam penguasaan materi, dan
6) Pemilihan metode mengajar lainnya sebagai
metode bantu.
7) Situasi pada wkatu itu.
b. Langkah-langkah menggunakan metode ceramah.
Langkah-langkah metode ceramah yang diharapkan adalah:
1) Tahap persiapan
2) Tahap penyajian
3) Tahap asosiasi (komparasi)
4) Tahap generalisasi atau kesimpulan
5) Tahap aplikasiu atau evaluasi.
Seorang guru dapat
menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran apabila:
a. Bahan pelajaran yang akan disampaikan terlalu
banyak,
b. Ingin mengajarkan topik baru,
c. Tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa,
d. Tidak ada metode lain yang akan di pergunakan,
e. Menghadapi jumlah siswa yang banyak.
2. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab
adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang
bersifat two way traffic, sebab pada
saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Beberapa hal yang penting
diperhatikan dalam metode Tanya jawab ini adalah :
a. Tujuan yang akan dicapai dari metode Tanya
jawab, antara lain:
1) Untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran
telah dikuasai oleh siswa.
2) Untuk merangsang siswa berpikir,
3) Memberikan kesempatan pada siswa utnuk
mengajukan masalah yang belum dipahami.
b. Jenis pertanyaan, pada dasarnya ada dua jenis
pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan
pikiran.
c. Teknik mengajukan pertanyaan. Berhasil
tidaknya metode Tanya jawab, sangat bergantung pada teknik guru dalam
mengajukan pertanyaan.
Metode Tanya jawab
biasanya dipergunakan apabila:
a. Bermaksud mengulangi bahan pelajaran.
b. Ingin membangkitkan perhatian siswa belajar,
c. Siswa tidak terlalu banyak,
d. Sebagai selingan metode ceramah,
e. Untuk mengarahkan proses berpikir.
3. Metode diskusi
Metode diskusi
adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah.
Metode diskusi pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat, dan
unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian
bersama yang lebih jells dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang
sedang dibahas. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode
diskusi adalah :
a. Persiapan perencanaan diskusi
1) Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan
diskusi lebih terjamin.
2) Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan
tertentu, dan jumlahnya disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.
3) Penentuan dan perumusan maslah yang akan
didiskusikan harus jelas.
4) Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga
tidak akan berlarut-larut.
b. Pelaksanaan diskusi
1) Membuat struktur kelompok
2) Membagi-bagi tugas dalam kelompok
3) Merangsang seluruh peserta untuk
berpartisipasi
4) Mencatat ide-ide atau saran-saran yang penting
5) Menghargai setiap pendapat yang diajukan
peserta
6) Menciptakan situasi yang menyenangkan
c. Tindak lanjut diskusi
1) Membuat kesimpulan atau laporan kelompok
2) Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan
koreksi seperlunya
3) Membuat penilaian terhadap pelaksanaan utnuk
dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan
datang.
Metode diskusi dapat
dipergunakan apabila:
a. Soal-soal yang pemecahannya sebaiknya
diserahkan kepada siswa
b. Untuk mencari keputusan suatu masalah
c. Untuk menimbulkan kesanggupan pada peserta
didik dalam merumuskan pikirannya secara teratur sehingga dapat diterima orang
lain.
d. Untuk membiasakan peserta didik yang sulit
mendengar pendapat orang lain.
e. Membiasakan siswa untuk menghargai pendapat
orang lain.
4. Metode tugas belajar dan resitasi
Metode tugas belajar
dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun
secara kelompok.
Metode tugas dan
resitasi dapat dipergunakan apabila:
a. Guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang
telah diterma siswa lebih mantap.
b. Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri
suatu masalah dengan membaca dan mengerjakan soal-soal sendiri serta mencobanya
sendiri.
c. Agar siswa lebih rajin dan dapat mengukur
kegiatan baik dirumah maupun disekolah.
5. Metode kerja kelompok
Metode kerja
kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai
satu kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil.
Metode kerja
kelompok dapat dilakukan apabila :
a. Kekurangan fasilitas didalam kelas.
b. Kemampuan siswa berbeda-beda,
c. Minat antara individu berbeda-beda.
6. Metode demostrasi dan eksperimen
Metode demonstrasi
adalah metode yang mencoba mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, sedangkan
metode eksperimen adalah metode yang mencoba mengerjakan sesuatu dan mengamati
prosesdan hasil percobaan tersebut.
Metode demonstrasi
dan eksperimentasi dapat dilakukan apabila:
a. Anak mempunyai keterampilan tertentu
b. Untuk memudahkan berbagai penjelasan
c. Untuk membantu anak memahami dengan jelas
jalannya suatu proses dengan penuh perhatian
d. Untuk menghindari verbalisme.
7. Metode sosiodrama dan bermain peranan (Role Playing)
Metode sosiodrama
adalah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam
hubungan social, sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan dimana para siswa
diikut sertakan dalam permainan peranan didalam mendemonstrasikan
masalah-masalah social.
Penggunaan metode
sosiodrama dan bermain peranan dilakukan :
a. Apabila ingin melatih anak-anak agar mereka
dapat menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat social psikologis.
b. Apabila akan melatih anak-anak agar mereka
dpaat bergaul dan memberi pemahaman terhadap orang lain serta masalahnya.
c. Apabila ingin menerangkan suatu peristiwa
didalamnya menyangkut orang banyak.
8. Metode problem solving
Metode problem
solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi
juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.
Langkah-langkah
metode ini:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah
tersebut.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara dari
masalah tersebut.
e. Menarik kesimpulan.
Metode problem
solving akan melibatkan banyak kegiatan sendiri dengan bimbingan dari pada para
pengajar.
9. Metode latihan (drill)
Drill merupakan
metode mengajar dengan memberikan latihan-latihan kepada siswa utnuk memperoleh
suatu keterampilan. Latihan ini merupakan kegiatan yang selalu diulang-ulang.
Prinsip dan petunjuk
menggunakan metode ini:
a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam
sebelum diadakan latihan tertentu.
b. Latihan untuk pertama kali hendaknya bersifat
diagnosis.
c. Latihan tidak perlu lama asal sering
dilaksanakan.
d. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan
siswa.
e. Proses latihn hendaknnya mendahulukan hal-hal
yang esensial dan berguna.
10. Metode karyawisata
Karyawisata adalah
suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa mengunjungi objek
yang akan dipelajari. Dengan metode ini, guru mengajak siswa ke objek tertentu
gunan membantu siswa untuk memahami kehidupan riil beserta segala masalahnya.
a. Tahap pelaksanaan
Persiapan atau perencanaan itu meliputi tindakan-tindakan :
1) Memperhitungkan jumlah siswa yang akan
berkaryawisata.
2) Mempersiapkan perlengkapan belajar yang
diperlukan.
3) Memberikan penjelasan tentang cara membuat laporan.
4) Memperhitungkan keadaan iklim, musim dan
cuaca.
5) Menjelaskan secara global keadaan objek yang
dikunjungi.
6) Membentuk kelompok siswa dan menentukan tugas
kegiatan untuk masing-masiing kelompok.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah suatu tahap dimana
dilaksanakan suatu acara yang telah dipersiapkan di sekolah. Setelah sampai
dilokasi obyek karyawisata, segala sesuatu diatur seperti apa yang telah
direncanakan.
c. Tahap tindak lanjut
Tahap tindak lanjut adalah tahap setelah siswa kembali ke sekolah.
Kemudian dikelas diadakan lagi diskusi dan pertukaran atau pelengkapan data
yang telah diperleh dan dicatat siswa selama peninjauan.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah suatu
cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas-luasnya dalam
rangka pencapaian tujuan pengajaran secara efektif.
Ada beberapa macam metode pengajaran
yang dapat digunakan, yaitu:
1. Metode ceramah
2. Metode Tanya jawab
3. Metode diskusi
4. Metode tugas belajar dan resitasi
5. Metode kerja kelompok
6. Metode demonstrasi dan eksperimen
7. Metode sosiodrama dan bermain peranan
8. Metode problem solving
9. Meode latihan (drill)
10. Metode karyawisata
a.
Saran
Dalam mengajar, banyak metode yang dapat digunakan secara bervariasi
agar tidak menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa pada saat belajar.
Untuk itu, sebaiknya kita perlu memilih dan menentukan metode apa yang cocok
untuk kita gunakan sesuai dengan kondisi guru, situasi, tujuan serta peserta
didik itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching. Jakarta; Quantum
Teaching.
Alma, Buchari. 2010. Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung;
Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar