BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Layanan
konseling dapat diselenggarakan baik secara perorangan maupun kelompok. Secara
perorangan layanan konseling dilaksanakan melalui konseling perorangan atau
layanan konsultasi, sedangkan secara kelompok melalui layanan kelompok (BKP)
atau konseling kelompok (KKp). Kedua layanan kelompok ini mengikutkan sejumlah
peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan
kelompok.
BKp
dan KKp mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yag berguna
bagi pengembangan pribadi dan /atau pemecahan masalah individu yang yang
menjadi peserta kegiatan kelompok.
1.2.Rumusan
Masalah
a. Bagaimana
operasionalisasi kegiatan layanan bimbingan kelompok?
b. Bagaimana
operasionalisasi kegiatan layanan konseling kelompok?
1.3.Tujuan
Agar kita dapat
mengetahui, mengerti dan dapat mengopersionalisasikanya dalam kegiatan
konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Operasionalisasi
Layanan Bimbingan dan Kelompok
A. Pengertian
Layanan Bimbingan Kelompok adalah layanan Bimbingan
dan Konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari
pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
B. Tujuan
-
Secara Umum : mengembangkan kepribadian siswa
dimana berkembang kemampuan sosialisasinya, komunikasinya, kepercayaan diri,
keperibadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan nilai ilmu dan
agama.
-
Secara
khusus : untuk membahas topic-topik tertentu yang actual (hangat) dan menjadi
perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan
topic-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan
sikap yang menunjang diwujudkannya tingkahlaku yang lebih efektif. Dalam hal
ini kemampuan berkomunikasi, verbal maupun non verbal dtingkatkan.
C. Komponen
1. Konselor
: sebagai pemimpin kelompok.
Dalam
mengarahkan suasana kelompok melalui dinamika kelompok, PK berperan dalam :
a. Pembentukan
kelompok dari sekumpulan (calon) pesera (terdiri atas 8-10 orang)
b. Penstrukturan
2. Anggota
Kelompok
Peranan
anggota kelompok :
a. Aktif, mandiri
melaui aktivitas langsung melalui sikap 3M (mendengar dengan aktif, memahami
dengan positif dan merespon dengan tepat), sikap seperti seorang konselor.
b. Berbagi pendapat, ide dan pengalaman
c. Empati
d. Menganalisa
e. Aktif membina keakraban, membina
keikatan emosional
f. Mematuhi etika kelompok
g. Menjaga
kerahasiaan, perasaan dan membantu serta
h. Membina
kelompok untuk untuk menyukseskan kegiatan kelompok.
D. Asas
Dalam Bimbingan kelompok, asas yang
dipakai:
1. Kesukarelaan
Tidak ada
pemaksaan dalam mengemukakan pendapat.
2. Keterbukaan
Adalah
keterusterangan dalam memberikan pendapat.
3.
Kegiatan
Partisipasi semua anggota kelompok
dalam mengemukakan pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan Bimbingan
kelompok.
4.
Kenormatifan
Aturan dalam menyampaikan ide dan
gagasan hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan, tidak
menyalahkan anggota kelompok.
5.
Kerahasiaan
: ini terakhir karena topic (pokok bahasan) bersifat umum.
6. Kekinian
: memberikan isi actual dalam pembahasan / topic yang dibahas.
E. Pendekatan
dan Teknik
1. Pembentukan
Kelompok
Kelompok
untuk layanan Bimbingan kelompok dapat di bentuk melalui pengumpulan sejumlah
individu (siswa dan individu lainnya) yang berasal dari :
a. Satu
kelas siswa yang dibagi ke dalam beberapa kelompok
b. Kelas-kelas
siswa yang berbeda di himpun dalam satu kelompok
c. Lokasi
dan kondisi yang berbeda di kumpulkan menjadi satu kelompok.
2. Tahap
penyelenggaraan
a. Tahap
pembentukan, yaitu yahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah individu satu
kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan
bersama.
b. Tahap
peralihan, tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan
berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.
c. Tahap
kegiatan, tahapn “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu.
d. Tahap
pengakhiran, tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah
dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.
3. Isi
layanan
Berkenaan
dengan isi bimbingan kelompok, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
a. Bimbingan
kelompok membahas materi topic-topik umum, baik “topic tugas” maupun “topic
bebas”.
b. Topik
tugas adalah topik atau pokok bahasan yang datangnya dari pemimpin kelompok dan
“ditugaskan” kepada kelompok untuk membahasnya.
c. Topik
bebas adalah topik atau pokok bahasan yang datangnya atau dikemukakan secara
bebas oleh para anggota kelompok.
4. Teknik
dalam kegiatan
a. Teknik
umum : pengembangan dinamika kelompok
Secara
umum, teknik-teknik yang digunakan oleh pemimpin kelompok dalam
menyelenggarakan layanan Bimbingan kelompok mengacu pada berkembangnya dinamika
kelompok yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok, dalam rangka mencapai
tujuan layanan. Teknik-teknik ini secara garis besar meliputi :
1) Komunikasi
multiarah secraa efektif, dinamis dan terbuka.
2) Pemberian
rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis,
pengembangan argumentasi.
3) Dorongan
minimal
4) Penjelasan,
pendalaman dan pemberiann contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi
dan pembahasan
5) Pelatihan
untuk membentuk pola tingkah laku (baru) yang di kehendaki.
b. Permainan
kelompok
Permainan
kelompok yang efektif bercirikan :
1) Sederhana
2) Menggembirakan
3) Menimbulkan
suasana relaksdan tidak melelahkan
4) Meningkatkan
keakraban
5) Diikuti
oleh semua anggota kelompok.
5. Waktu
dan tempat
Layanan
bimbingan kelompok dapat diselenggarakan pasa sembarang waktu, sesuai dengan
kesepakatan antara pemimpin kelompok dan para anggota kelompok, baik terjadeal
maupun tiadak terjadwal.
6. Penilaian
Hasil
dan proses bimbingan kelompok perlu dinilai. Pada tahap pengakhiran untuk
setiap sesi dilakukan tinjauan terhadap kualitas kegiatan kelompok dan
hasil-hasilnya melalui pengungkapan kesan-kesan peserta. Kondisi UCA menjadi
focus penilaian hasil-hasil bimbingan kelompok.
F. Operasionalisasi
layanan
a. Perencanaan
1. Mengidentifikasi
topik yang akan dibahas dalam BKP (opik tugas atau topik bebas).
2. Membentuk
kelompok.
3. Menyusun
jadwal kegiatan
4. Menetapkan
prosedur layanan
5. Menetapkan
fasilitas layanan
6. Menyiapkan
kelengkapan administrasi.
b. Pelaksanaan
1. Mengkomunikasikan
rencana layanan BKP.
2. Mengorganisasikan
kegiatan layanan BKP.
3. Menyelenggarakan
layanan BKP melalui tahap-tahap pelaksanaannya:
-
Pembentukan
-
Peralihan
-
Kegiatan
-
Pengakhiran
c. Evaluasi
1. Menetapkan
materi evaluasi
2. Menetapkan
prosedur evaluasi
3. Menyusun
instrument evaluasi
4. Menoptimalkan
instrument evaluasi
5. Mengolah
hasil aplikasi instrument
d. Anilisis
1. Menetapkan
norma atau standar analisis
2. Melakukan
analisis
3. Menafsirkan
hasil analisis
e. Tindak
lanjut
1. Menetapkan
jenis dan arah tindak lanjut
2. Mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut kepada pihak terkait
3. Melaksanakan
rencana tindak lanjut
f. Laporan
1. Menyusu
laporan layanan BKP
2. Menyampaikan
laporan kepada pihak terkait
3. Mendokumentasikan
laporan layaan.
2.2.Operasionalisasi
Layanan Konseling kelompok
A. Pengertian
Pelayanan konseling kelompok adalah layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan
untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika
kelompok.
B. Tujuan
Tujuan konseling kelompok, meliputi:
1. Melatih
anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
2. Melatih
anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya.
3. Dapat
mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
4. Mengentaskan
permasalahan-permasalah kelompok..
C. Komponen
1. Konselor
: sebagai pemimpin kelompok.
2. Anggota
kelompok : dibatasi 10-15 orang
D. Asas
1. Kerahasiaan
Aplikasi
asas kerahasiaan lebih dirasakan pentingnya dalam konseling kelompok menginga
pokok bahsannya adalah masalah pribadi yang dialami oleh anggota kelompok.
Pimpinan kelompok dengan sungguh-sungguh hendaknya memantapkan asas ini
sehingga anggota kelompokberkomitmen penuh untuk melaksanakannya.
2. Kesukarelaan
Kesukarelaan
anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh konselor
(PK). Kesukarelaan terus –menerus dibina melalui upaya PK mengembangkan
syarat-syarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan konseling
kelompok.
3. Asas
kekinian
Memberikan
isi actual dalam pembahasan yang dilakukan, anggota kelompok diminta untuk
mengemukakan hal-hal yang terjadi sekarang ini.
4. Asas
kenormatifan
Berkenaan
dengan cara-cara berkomunikasi dan bertatakrama dalam kegiatan kelompok, dan
dalam mengemas isi bahasa.
5. Asas
keahlian
Diperlihatkan oleh PK
dalam mengelola kegiatan kelompok dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan
secara keseluruhan.
E. Pendekatan
dan Teknik
1. Isi
layanan
Konseling
kelompok membahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota
kelompok. Satu persatu anggita kelompom mengemukakan masalah pribadinya secara
bebas, kemudia dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan pertama, kedua,
ketiga, dan seterusnya.
2. Warna
konseling perorangan dalam konseling kelompok
Layanan konseling
kelompok pada dasarnya adalah konseling perorangan dalam suasana kelompok
dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Klien yang mengalami masalah memperoleh
pembahasan dan upaya pengentasan masalah dari PK dan semua anggota kelompok.
F. Operasionalisasi
Layanan
a. Perencanaan
1. Membentuk
kelompok
2. Mengidentifikasi
dan meyakinkan klien tentang perlunya masalah dibawa ke dalam layanan konseling
kelompok.
3. Menempatkan
klien dalam kelompok.
4. Menyusun
jadwal kegiatan
5. Menetapkan
prosedur layanan
6. Menetapkan
fasilitas layanan
7. Menyiapkan
kelengkapan administrasi
b. Pelaksanaan
1. Mengkomunikasikan
rencana layanan konseling kelompok
2. Mengorganisasikan
kegiatan layanan KKP.
3. Menyelenggarakan
layanan KKP melalui tahap-tahap pelaksanaannya:
-
Pembentukan
-
Peralihan
-
Kegiatan
-
Pengakhiran
c. Evaluasi
1. Menetapkan
materi evaluasi
2. Menetapkan
prosedur evaluasi
3. Menyusun
instrument evaluasi
4. Menoptimalkan
instrument evaluasi
5. Mengolah
hasil aplikasi instrument
d. Anilisis
1. Menetapkan
norma atau standar analisis
2. Melakukan
analisis
3. Menafsirkan
hasil analisis
e. Tindak
lanjut
1. Menetapkan
jenis dan arah tindak lanjut
2. Mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut kepada pihak terkait
3. Melaksanakan
rencana tindak lanjut
f. Laporan
1. Menyusu
laporan layanan KKP
2. Menyampaikan
laporan kepada pihak terkait
3. Mendokumentasikan
laporan layaan.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Layanan Bimbingan Kelompok adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai
bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna
untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar,
anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Sedangkan Pelayanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika
kelompok.
Dalam pelaksanaan BKp dan KKp, terdapat tahap-tahap
kegiatan, di antaranya:
-
Pembentukan
-
Peralihan
-
Kegiatan
-
Pengakhiran
3.2.Saran
Dalam penulisan
makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu,
penulis mengaharapkan adanya kritikan dan saran dari pembaca guna kesempurnaan
penulis brikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno.
2004. Seri Layanan Konseling L.1-9: Layanan Orientasi. BK FIP UNP
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta; Rineka Cipat.