Senin, 07 Mei 2012

operasionalisasi BKp dan KKp


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Layanan konseling dapat diselenggarakan baik secara perorangan maupun kelompok. Secara perorangan layanan konseling dilaksanakan melalui konseling perorangan atau layanan konsultasi, sedangkan secara kelompok melalui layanan kelompok (BKP) atau konseling kelompok (KKp). Kedua layanan kelompok ini mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok.
BKp dan KKp mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yag berguna bagi pengembangan pribadi dan /atau pemecahan masalah individu yang yang menjadi peserta kegiatan kelompok.
1.2.Rumusan Masalah
a.       Bagaimana operasionalisasi kegiatan layanan bimbingan kelompok?
b.      Bagaimana operasionalisasi kegiatan layanan konseling kelompok?
1.3.Tujuan
Agar kita dapat mengetahui, mengerti dan dapat mengopersionalisasikanya dalam kegiatan konseling.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Operasionalisasi Layanan Bimbingan dan Kelompok
A.    Pengertian
Layanan Bimbingan Kelompok adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
B.     Tujuan
-          Secara Umum : mengembangkan kepribadian siswa dimana berkembang kemampuan sosialisasinya, komunikasinya, kepercayaan diri, keperibadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan nilai ilmu dan agama.
-          Secara khusus : untuk membahas topic-topik tertentu yang actual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topic-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkahlaku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi, verbal maupun non verbal dtingkatkan.
C.     Komponen
1.      Konselor : sebagai pemimpin kelompok.
Dalam mengarahkan suasana kelompok melalui dinamika kelompok, PK berperan dalam :
a.       Pembentukan kelompok dari sekumpulan (calon) pesera (terdiri atas 8-10 orang)
b.      Penstrukturan
2.      Anggota Kelompok
Peranan anggota kelompok :
a.       Aktif, mandiri melaui aktivitas langsung melalui sikap 3M (mendengar dengan aktif, memahami dengan positif dan merespon dengan tepat), sikap seperti seorang konselor.
b.      Berbagi pendapat, ide dan pengalaman
c.       Empati
d.      Menganalisa
e.       Aktif membina keakraban, membina keikatan emosional
f.       Mematuhi etika kelompok
g.      Menjaga kerahasiaan, perasaan dan membantu serta
h.      Membina kelompok untuk untuk menyukseskan kegiatan kelompok.
D.    Asas
Dalam Bimbingan kelompok, asas yang dipakai:
1.      Kesukarelaan
Tidak ada pemaksaan dalam mengemukakan pendapat.
2.      Keterbukaan
Adalah keterusterangan dalam memberikan pendapat.
3.      Kegiatan
Partisipasi semua anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan Bimbingan kelompok.
4.      Kenormatifan
Aturan dalam menyampaikan ide dan gagasan hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan, tidak menyalahkan anggota kelompok.
5.      Kerahasiaan : ini terakhir karena topic (pokok bahasan) bersifat umum.
6.      Kekinian : memberikan isi actual dalam pembahasan / topic yang dibahas.
E.     Pendekatan dan Teknik
1.      Pembentukan Kelompok
Kelompok untuk layanan Bimbingan kelompok dapat di bentuk melalui pengumpulan sejumlah individu (siswa dan individu lainnya) yang berasal dari :
a.       Satu kelas siswa yang dibagi ke dalam beberapa kelompok
b.      Kelas-kelas siswa yang berbeda di himpun dalam satu kelompok
c.       Lokasi dan kondisi yang berbeda di kumpulkan menjadi satu kelompok.
2.      Tahap penyelenggaraan
a.       Tahap pembentukan, yaitu yahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah individu satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
b.      Tahap peralihan, tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.
c.       Tahap kegiatan, tahapn “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu.
d.      Tahap pengakhiran, tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.
3.      Isi layanan
Berkenaan dengan isi bimbingan kelompok, perlu  diperhatikan hal-hal berikut:
a.       Bimbingan kelompok membahas materi topic-topik umum, baik “topic tugas” maupun “topic bebas”.
b.      Topik tugas adalah topik atau pokok bahasan yang datangnya dari pemimpin kelompok dan “ditugaskan” kepada kelompok untuk membahasnya.
c.       Topik bebas adalah topik atau pokok bahasan yang datangnya atau dikemukakan secara bebas oleh para anggota kelompok.
4.      Teknik dalam kegiatan
a.       Teknik umum  : pengembangan dinamika kelompok
Secara umum, teknik-teknik yang digunakan oleh pemimpin kelompok dalam menyelenggarakan layanan Bimbingan kelompok mengacu pada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok, dalam rangka mencapai tujuan layanan. Teknik-teknik ini secara garis besar meliputi :
1)      Komunikasi multiarah secraa efektif, dinamis dan terbuka.
2)      Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, pengembangan argumentasi.
3)      Dorongan minimal
4)      Penjelasan, pendalaman dan pemberiann contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan
5)      Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku (baru) yang di kehendaki.
b.      Permainan kelompok
Permainan kelompok yang efektif bercirikan :
1)      Sederhana
2)      Menggembirakan
3)      Menimbulkan suasana relaksdan tidak melelahkan
4)      Meningkatkan keakraban
5)      Diikuti oleh semua anggota kelompok.
5.      Waktu dan tempat
Layanan bimbingan kelompok dapat diselenggarakan pasa sembarang waktu, sesuai dengan kesepakatan antara pemimpin kelompok dan para anggota kelompok, baik terjadeal maupun tiadak terjadwal.
6.      Penilaian
Hasil dan proses bimbingan kelompok perlu dinilai. Pada tahap pengakhiran untuk setiap sesi dilakukan tinjauan terhadap kualitas kegiatan kelompok dan hasil-hasilnya melalui pengungkapan kesan-kesan peserta. Kondisi UCA menjadi focus penilaian hasil-hasil bimbingan kelompok.
F.      Operasionalisasi layanan
a.       Perencanaan
1.      Mengidentifikasi topik yang akan dibahas dalam BKP (opik tugas atau topik bebas).
2.      Membentuk kelompok.
3.      Menyusun jadwal kegiatan
4.      Menetapkan prosedur layanan
5.      Menetapkan fasilitas layanan
6.      Menyiapkan kelengkapan administrasi.
b.      Pelaksanaan
1.      Mengkomunikasikan rencana layanan BKP.
2.      Mengorganisasikan kegiatan layanan BKP.
3.      Menyelenggarakan layanan BKP melalui tahap-tahap pelaksanaannya:
-          Pembentukan
-          Peralihan
-          Kegiatan
-          Pengakhiran
c.       Evaluasi
1.      Menetapkan materi evaluasi
2.      Menetapkan prosedur evaluasi
3.      Menyusun instrument evaluasi
4.      Menoptimalkan instrument evaluasi
5.      Mengolah hasil aplikasi instrument
d.      Anilisis
1.      Menetapkan norma atau standar analisis
2.      Melakukan analisis
3.      Menafsirkan hasil analisis
e.       Tindak lanjut
1.      Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
2.      Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait
3.      Melaksanakan rencana tindak lanjut
f.       Laporan
1.      Menyusu laporan layanan BKP
2.      Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
3.      Mendokumentasikan laporan layaan.
2.2.Operasionalisasi Layanan Konseling kelompok
A.    Pengertian
Pelayanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.
B.     Tujuan
Tujuan konseling kelompok, meliputi:
1.      Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
2.      Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya.
3.      Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
4.      Mengentaskan permasalahan-permasalah kelompok..
C.     Komponen
1.      Konselor : sebagai pemimpin kelompok.
2.      Anggota kelompok : dibatasi 10-15 orang
D.    Asas
1.      Kerahasiaan
Aplikasi asas kerahasiaan lebih dirasakan pentingnya dalam konseling kelompok menginga pokok bahsannya adalah masalah pribadi yang dialami oleh anggota kelompok. Pimpinan kelompok dengan sungguh-sungguh hendaknya memantapkan asas ini sehingga anggota kelompokberkomitmen penuh untuk melaksanakannya.
2.      Kesukarelaan
Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh konselor (PK). Kesukarelaan terus –menerus dibina melalui upaya PK mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan konseling kelompok.


3.      Asas kekinian
Memberikan isi actual dalam pembahasan yang dilakukan, anggota kelompok diminta untuk mengemukakan hal-hal yang terjadi sekarang ini.
4.      Asas kenormatifan
Berkenaan dengan cara-cara berkomunikasi dan bertatakrama dalam kegiatan kelompok, dan dalam mengemas isi bahasa.
5.      Asas keahlian
Diperlihatkan oleh PK dalam mengelola kegiatan kelompok dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan secara keseluruhan.
E.     Pendekatan dan Teknik
1.      Isi layanan
Konseling kelompok membahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Satu persatu anggita kelompom mengemukakan masalah pribadinya secara bebas, kemudia dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
2.      Warna konseling perorangan dalam konseling kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah konseling perorangan dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Klien yang mengalami masalah memperoleh pembahasan dan upaya pengentasan masalah dari PK dan semua anggota kelompok.
F.      Operasionalisasi Layanan
a.       Perencanaan
1.      Membentuk kelompok
2.      Mengidentifikasi dan meyakinkan klien tentang perlunya masalah dibawa ke dalam layanan konseling kelompok.
3.      Menempatkan klien dalam kelompok.
4.      Menyusun jadwal kegiatan
5.      Menetapkan prosedur layanan
6.      Menetapkan fasilitas layanan
7.      Menyiapkan kelengkapan administrasi
b.      Pelaksanaan
1.      Mengkomunikasikan rencana layanan konseling kelompok
2.      Mengorganisasikan kegiatan layanan KKP.
3.      Menyelenggarakan layanan KKP melalui tahap-tahap pelaksanaannya:
-          Pembentukan
-          Peralihan
-          Kegiatan
-          Pengakhiran
c.       Evaluasi
1.      Menetapkan materi evaluasi
2.      Menetapkan prosedur evaluasi
3.      Menyusun instrument evaluasi
4.      Menoptimalkan instrument evaluasi
5.      Mengolah hasil aplikasi instrument
d.      Anilisis
1.      Menetapkan norma atau standar analisis
2.      Melakukan analisis
3.      Menafsirkan hasil analisis
e.       Tindak lanjut
1.      Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
2.      Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait
3.      Melaksanakan rencana tindak lanjut
f.       Laporan
1.      Menyusu laporan layanan KKP
2.      Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
3.      Mendokumentasikan laporan layaan.



BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Layanan Bimbingan Kelompok adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan Pelayanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.
Dalam pelaksanaan BKp dan KKp, terdapat tahap-tahap kegiatan, di antaranya:
-          Pembentukan
-          Peralihan
-          Kegiatan
-          Pengakhiran
3.2.Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengaharapkan adanya kritikan dan saran dari pembaca guna kesempurnaan penulis brikutnya.





DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. 2004. Seri Layanan Konseling L.1-9: Layanan Orientasi. BK FIP UNP
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta; Rineka Cipat.
Ifdil. 2008. Layanan Bimbingan kelompok. http://konselingindonesia.com. 08 juli 2008